Bataan Death March

Bataan Death March

Pawai Kematian Bataan adalah ketika Jepang memaksa 76.000 tentara Sekutu yang ditangkap (Filipina dan Amerika) untuk berbaris sekitar 80 mil melintasi Semenanjung Bataan. Pawai berlangsung pada bulan April 1942 selama Perang Dunia II.

Tentara berbaris
Pawai Kematian Bataan
Sumber: Arsip Nasional
Dimana Bataan?

Bataan adalah salah satu provinsi di Filipina di pulau Luzon. Ini adalah Semenanjung di Teluk Manila di seberang ibu kota Manila.

Menjelang Maret

Setelah membom Pearl Harbor, Jepang dengan cepat mulai mengambil alih sebagian besar Asia Tenggara. Saat pasukan Jepang mendekati Filipina, Jenderal AS Douglas MacArthur memindahkan pasukan AS dari kota Manila ke Semenanjung Bataan. Dia melakukan ini dengan harapan bisa menyelamatkan kota Manila dari kehancuran.

Setelah tiga bulan pertempuran sengit, Jepang mengalahkan tentara AS dan Filipina di Bataan pada Pertempuran Bataan. Pada tanggal 9 April 1942, Jenderal Edward King, Jr. menyerah kepada Jepang. Ada sekitar 76.000 gabungan pasukan Filipina dan Amerika (sekitar 12.000 orang Amerika) yang menyerah kepada Jepang.

Rencana

Komandan Jepang tahu dia harus melakukan sesuatu dengan pasukan besar yang dia tangkap. Dia berencana memindahkan mereka ke Camp O'Donnell, sekitar delapan puluh mil jauhnya, yang akan diubah Jepang menjadi penjara. Para tahanan akan berjalan di sebagian jalan dan kemudian naik kereta di sisa perjalanan.

Jumlah tentara yang ditangkap mengejutkan Jepang. Mereka mengira hanya ada sekitar 25.000 tentara Sekutu, bukan 76.000. Mereka membagi pasukan menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 100 hingga 1000 orang, mengambil senjata mereka, dan menyuruh mereka mulai berbaris.

Tentara yang ditangkap
Tahanan
Sumber: Arsip Nasional The Death March

Jepang tidak memberi makan atau minum kepada para tahanan selama tiga hari. Ketika para prajurit semakin lemah dan semakin lemah, banyak dari mereka mulai tertinggal di belakang kelompok. Mereka yang tertinggal dipukuli dan dibunuh oleh Jepang. Kadang-kadang tahanan yang kelelahan didorong oleh truk dan kendaraan tentara lainnya.

Begitu para tahanan mencapai kereta, mereka dijejalkan ke dalam kereta begitu ketat sehingga mereka harus berdiri selama sisa perjalanan. Mereka yang tidak bisa masuk dipaksa untuk berbaris sepanjang jalan menuju kamp.

Akhir Maret

Pawai berlangsung selama enam hari. Tidak ada yang yakin berapa banyak tentara yang tewas di sepanjang jalan, tetapi perkiraan menyebutkan korban tewas antara 5.000 dan 10.000. Begitu tentara mencapai kamp, ​​kondisinya tidak banyak membaik. Ribuan lainnya meninggal di kamp karena kelaparan dan penyakit selama beberapa tahun berikutnya.

Hasil

Para tahanan yang selamat diselamatkan pada awal 1945 ketika Sekutu merebut kembali Filipina. Perwira Jepang yang bertanggung jawab atas pawai, Jenderal Masaharu Homma, dieksekusi karena 'kejahatan perang terhadap kemanusiaan.'

Fakta Menarik tentang Pawai Kematian Bataan
  • Jenderal MacArthur ingin secara pribadi tinggal dan bertempur di Bataan, tetapi diperintahkan oleh Presiden Roosevelt untuk mengungsi.
  • Ketika Jepang pertama kali menangkap tentara, mereka mengeksekusi sekitar 400 perwira Filipina yang telah menyerah.
  • Jepang berusaha menutupi kejadian tersebut dengan meminta surat kabar lokal melaporkan bahwa para tahanan diperlakukan dengan baik. Kebenaran tentang pawai terungkap ketika para tahanan yang melarikan diri menceritakan kisah mereka.