Setelah tiga tahun bersekolah di sekolah Katolik setempat, Albert yang berusia delapan tahun pindah sekolah ke Liutpold Gymnasium di mana dia akan menghabiskan tujuh tahun berikutnya. Einstein merasa bahwa gaya mengajar di Liutpold terlalu ketat dan membatasi. Dia tidak menikmati disiplin militer dari para guru dan sering memberontak melawan otoritas mereka. Dia membandingkan gurunya dengan sersan pelatih.
Meskipun ada banyak cerita yang menceritakan tentang bagaimana Einstein berjuang di sekolah dan bahkan gagal dalam matematika, ini tidak benar. Dia mungkin bukan siswa yang ideal, tetapi dia mendapat nilai tinggi di sebagian besar mata pelajaran, terutama matematika dan fisika. Sebagai orang dewasa, Einstein ditanya tentang kegagalannya dalam matematika dan dia menjawab, 'Saya tidak pernah gagal dalam matematika. Sebelum saya berusia lima belas tahun, saya telah menguasai kalkulus diferensial dan integral. '
Meninggalkan Jerman
Pada tahun 1894, bisnis ayah Einstein bangkrut. Keluarganya pindah ke Italia utara, tetapi Einstein tetap di Munich untuk menyelesaikan sekolah. Ini ternyata menjadi saat yang sulit bagi Albert. Dia menjadi depresi dan mulai lebih sering bertingkah di sekolah. Dia segera menemukan bahwa dia tidak bisa tinggal di Jerman jauh dari keluarganya. Dia meninggalkan sekolah dan pindah ke Italia di mana dia menghabiskan waktu membantu bisnis keluarga dan hiking di pegunungan Alpen.
Setahun kemudian, Einstein mendaftar di sebuah sekolah di kota terdekat Aarau untuk mempersiapkan universitas. Dia menyukai sekolah barunya yang proses pendidikannya jauh lebih terbuka. Para kepala sekolah di Aarau mengizinkan Albert untuk mengembangkan konsep dan cara berpikirnya sendiri yang unik. Dia juga bisa mengejar kecintaannya pada musik dan bermain biola saat di sekolah. Pada akhir tahun, Einstein sudah siap untuk masuk universitas. Dia juga telah mencabut kewarganegaraan Jermannya, memutuskan bahwa dia tidak ingin berurusan dengan cita-cita nasionalis pemerintah saat ini.
Einstein dan teman-temannya membentuk Akademi Olympia. Mereka berkumpul dan melakukan diskusi intelektual. Penulis: Emil Vollenweider dan putranya
Politeknik Zurich
Einstein berusia tujuh belas tahun ketika dia mendaftar di Politeknik Zurich, sebuah perguruan tinggi teknik di Swiss. Di Politeknik Zurich, Einstein menjalin banyak persahabatan seumur hidupnya. Einstein merasa bahwa beberapa pengajaran di sekolah itu ketinggalan zaman. Dia sering membolos, bukan untuk main-main, tapi untuk membaca teori-teori terbaru dalam fisika modern. Meskipun terlihat kurang berusaha, Einstein mendapat nilai yang cukup baik pada ujian akhir untuk mendapatkan diploma pada tahun 1900.
Bekerja di Kantor Paten
Setelah kuliah, Einstein kesulitan selama dua tahun untuk mencari pekerjaan. Dia ingin mengajar di universitas, tetapi tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Akhirnya, dia mendapatkan pekerjaan di kantor paten yang memeriksa aplikasi paten. Einstein bekerja di kantor paten selama tujuh tahun berikutnya. Dia menikmati pekerjaan itu karena keragaman lamaran yang dia ulas. Mungkin manfaat terbesar dari pekerjaan itu adalah memberikan waktu bagi Einstein untuk membentuk konsep ilmiah uniknya sendiri jauh dari dunia akademis. Selama waktunya di kantor paten, dia membentuk beberapa konsep ilmiah terpentingnya.
Pernikahan dan Cinta
Einstein bertemu Mileva Maric saat berada di Politeknik Zurich. Dia satu-satunya wanita di bagiannya di sekolah. Awalnya kedua mahasiswa itu adalah teman intelektual. Mereka membaca buku fisika yang sama dan senang mendiskusikan konsep fisika modern. Persahabatan ini akhirnya berkembang menjadi percintaan. Pada tahun 1902, Mileva memiliki seorang putri, Lieserl, yang kemungkinan besar akan diadopsi. Namun, mereka melanjutkan percintaan mereka, dan menikah pada tahun 1903. Mereka memiliki putra pertama, Hans Albert Einstein, setahun kemudian pada tahun 1904.